Santo Ambrosius Menantang Kita untuk Memikirkan Tentang Kematian Setiap Hari
Alih-alih menghindari topik tersebut, Santo Ambrosius percaya bahwa umat Kristen harus menerima kematian dan memikirkannya setiap hari.
Mengapa kita begitu sering menghindari topik kematian, terutama kematian kita sendiri? Ini adalah pertanyaan yang harus kita tanyakan dengan jujur kepada diri kita sendiri, terutama jika kita mengalami kesulitan menerima kematian sebagai takdir kita.
Santo Ambrosius, jauh dari menghindari topik, merangkul kematian dan mendorong orang Kristen untuk memikirkannya setiap hari. Dia menulis tentang hal itu dalam sebuah surat yang ditampilkan untuk Memorial of All Souls di Office of Readings.
Apa yang dimaksud dengan "Kristus" selain mati dalam tubuh, dan menerima nafas hidup? Marilah kita mati dengan Kristus, untuk hidup dengan Kristus. Kita harus terbiasa dengan kematian setiap hari, keinginan setiap hari untuk mati.
Ini mungkin tampak aneh, tetapi dia tidak sedang berbicara tentang keinginan yang sembrono dan tidak sehat untuk mengakhiri hidup kita di bumi. Sebaliknya, keinginan untuk bersatu total dengan Kristus, yang hanya dapat dicapai melalui kematian.
St Ambrosius melanjutkan dan menjelaskan mengapa kematian harus menjadi sumber kegembiraan.
Maka kematian bukanlah alasan untuk berkabung, karena itu adalah penyebab keselamatan umat manusia. Kematian bukanlah sesuatu yang harus dihindari, karena Putra Allah tidak menganggapnya merendahkan martabatnya, juga tidak berusaha menghindarinya.
Kematian bukanlah bagian dari alam; itu menjadi bagian dari alam. Tuhan tidak memerintahkan kematian sejak awal; dia meresepkannya sebagai obat.
Jadi kematian [Yesus] adalah hidup untuk semua. Kami dimeteraikan dengan tanda kematiannya; ketika kita berdoa kita memberitakan kematiannya; ketika kita mempersembahkan korban kita memproklamasikan kematiannya. Kematiannya adalah kemenangan; kematiannya adalah tanda suci; setiap tahun kematiannya dirayakan dengan sungguh-sungguh oleh seluruh dunia.
Melalui kematian Yesus kita dilahirkan ke dalam hidup baru, dan melalui kematian fisik kita sendiri kita dibawa ke dalam kehidupan kekal.
Surat Santo Ambrosius diakhiri dengan refleksi dari Raja Daud tentang bagaimana dia ingin masuk ke pengadilan Tuhan, sesuatu yang kita semua harus inginkan setiap hari.
Di atas segalanya, Daud yang suci berdoa agar dia dapat melihat dan memandang ini: Satu hal yang telah saya minta dari Tuhan, ini yang akan saya doakan: untuk tinggal di rumah Tuhan sepanjang hidup saya, dan untuk melihat bagaimana anggunlah Tuhan.